Mataram, MetroNTB.com - Sunah dan paling utama adalah alat bersiwak adalah kayu yang memiliki bau harum.
Adapun alat bersiwak terdapat lima tingkatan yang secara urut yakni kayu arak, batang pohon kurma, batang pohon zaitun.
Selanjutnya adalah kayu lain yang memiliki bau harum, baru kemudian kayu yang tidak memiliki bau harum dan kain pipih.
Pada setiap lima tingkatan ini, masing-masing memiliki lima tingkatan kualitas.
Secara urut dimulai dari yang dibasahi dengan air, yang dibasahi dengan air mawar, yang dibasahi dengan air liur, yang asli basah, baru kemudian yang kering dan tidak dibasahi.
Sedangkan kain pipih dan jari tangan orang lain atau yang muttashil, menurut sebagian ulama keduanya masuk dalam kategori tingkatan yang terakhir yaitu sebagaimana kayu yang tidak basah atau kering.
Alat siwak yang dimakruhkan diantaranya adalah alat kikir atau parut, kayu raihan dan kayu marsin meskipun memiliki bau harum, karena dapat menyebabkan penyakit kusta.
Selain itu juga batang pohon delima, kayu tumbuhan sejenis tamarix, batang kesumba, batang mawar, batang ketumbar, rotan atau alang-alang dan tumbuhan myrtus. Dimakruhkan pula menggunakan dua ujung alat siwaknya.
Artikel Terkait
Hukum Bersiwak Setelah Tergelincir Matahari bagi Orang yang Puasa
Wajib Diketahui! Ini Alat Bersiwak