Resensi Buku : Dari Kelas Menulis Menuju Mahakarya

- Sabtu, 25 Maret 2023 | 13:10 WIB
Foto : Peresensi Buku oleh Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lombok Barat Saepul Akhkam (MetroNTB/Ist)
Foto : Peresensi Buku oleh Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lombok Barat Saepul Akhkam (MetroNTB/Ist)

Peresensi : Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Lombok Barat, Saepul Akhkam

MetroNTB.com - Selain Membaca, kemampuan Menulis sering dianggap sebagai kemampuan paling linier dan bahkan tertinggi dalam rangkaian epistemologi manusia. Tidak semua orang yang pintar Membaca akan bisa Menulis.

Tidak semua orang yang pintar bicara akan pintar juga Menulis. Namun juga sesungguhnya sebaliknya. Bisa jadi mampu Menulis tidak equivalen dengan mampu bicara (baca: pidato).

Dalam menemukan titik temunya, baik kualitas Menulis dan bicara sering terbaca dari kuantitas dan kualitas bacaan.

Kegiatan Membaca dan Menulis sebagai fokus dari buku ini seperti rangkaian sebab dan akibat. Kegiatan Membaca (baik bahan bacaan maupun terhadap kenyataan sehari-hari) adalah oase dari kegiatan Menulis.

Seharusnya, semakin banyak bahan bacaan, semakin kritis Membaca keadaan, maka akan semakin berkualitas sebuah tulisan.

Akan tetapi kegiatan menulis bukan seperti membaca. Kegiatan Menulis adalah kegiatan yang lebih mengarah pada aspek praktik, keterampilan, dan kebiasaan.

Semakin terbiasa Menulis, maka seseorang akan semakin trampil merangkai kata per kata untuk menjadi paragraf, dan seterusnya menjadi sebuah buku.

Isinya akan mampu memberi pengetahuan dan bahkan mempengaruhi para pembaca.

Dalam Kata Pengantar, Arfan Muammar tegas menyimpulkan "Kepiawaian anda Menulis akan terus meningkat seiring dengan latihan-latihan yang dilakukan".

Buku ini disusun untuk menyemangati semangat Menulis (tentu setelah terolah dengan Membaca baik dari sumber buku, keadaan, bahkan kondisi bathin).

Dirangkai oleh tim editor, buku ini adalah bunga rampai (antologi) bukti praktikum kelas daring yang diselenggarakan oleh Komunitas Sahabat Pena Kita (SPK).

Kemampuan pembelajaran yang dilakukan oleh "para mentor" dari dua kelas selama dua puluh satu hari kelas daring telah melahirkan dua puluh tulisan pendek yang sangat menginspirasi, mulai dari menjadikan peristiwa sehari-hari (biasanya sebagai rangkaian diary).

Sebagai ide penulisan, bagaimana merangkum ide-ide dan inspirasi, lalu provokasi agar kebiasaan menulis bisa dimulai dan akhirnya bisa berkembang, sampai pada harapan dan cita-cita menghadirkan mahakarya dalam penulisan.

Halaman:

Editor: Lalu Suparman Ambakti

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Zamroni Aziz : Harus Bangga Jadi Anak Pesantren

Senin, 17 April 2023 | 03:06 WIB

Belajar dari SMKN 1 Sikur Lombok Timur

Senin, 3 April 2023 | 06:35 WIB
X