Ceramah Ramadhan Tentang Tujuan Puasa Ramadhan

- Senin, 27 Maret 2023 | 01:14 WIB
Kumpulan ceramah Ramadhan 1444 H (MetroNTB.com)
Kumpulan ceramah Ramadhan 1444 H (MetroNTB.com)

MetroNTB.com - Ulama menjelaskan bahwa tujuan puasa Ramadhan adalah untuk meraih Taqwa. Karena adakalanya orang berpuasa bukan karena Allah SWT tetapi untuk tujuan duniawi, seperti kesaktian, diet untuk kesehatan, perdukunan dan tujuan lainnya.

Taqwa dapat diraih melalui sikap dalam menjalani puasa, karena puasa tidak cukup hanya dengan menahan makan, minum dan seks tetapi juga sikap dan prilaku yang baik.

Rasulullah Saw bersabada: “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan keji dan perbuatannya, maka Allah SWT tidak mempunyai keperluan apapun kepada hamba-Nya untuk meninggalkan makan dan minumnya” (HR Bukhari).

Bahkan sikap berpuasa harus ditunjukkan saat seseorang mendapat ancaman dan makian dari orang lain, maka hendaknya ia menahan diri dan tetap berkata: saya sedang menjalankan ibadah puasa. Ketaqwaan hamba Allah SWT dapat dilihat dari tiga sikap utama.

Pertama, sikap dermawan, baik dalam kondisi lapang atau dalam kondisi sengsara. Kedermawanan adalah sifat senang berbagi kepada orang lain yang memerlukan uluran bantuannya, baik berupa harta, ilmu atau tenaga. Meskipun kedermawanan acapkali dipersepsi adalah berbagi harta, tetapi berbagi harta zakat bukan kedermawanan karena zakat adalah kewajiban.

Kedua, mampu menahan amarah. Kemampuan menahan amarah, bukan berarti tidak pernah marah. Menahan amarah menjadi ciri sikap Taqwa. Sebab seseorang makin terlihat waras dan bijak jika mampu mangendalikan emosinya. Bahkan dalam sebuah studi ilmiah menjelaskan, bahwa keberhasilan seseorang dalam mengarungi kehidupan dapat ditentukan dari kemampuannya untuk mengendalikan emosi dan amarahnya.

Ketiga, sifat pemaaf. Memaafkan berbeda dengan melupakan. Madame Swetchine (penulis Rusia, 1782- 1857) mengingatkan, ”Sangat jarang kita memaafkan dan sangat sering kita melupakan”.

Tindakan memaafkan bukan merupakan bagian mekanisme psikis alamiah, tetapi ”perintah” atas nama Ilahi. Memaafkan merupakan proses panjang, menyakitkan sekaligus membebaskan. Karena itu, ia melibatkan totalitas kedirian kita sebagai manusia. Ia harus mulai dari keputusan untuk tidak berbalas dendam.

Puasa adalah kebutuhan umat manusia untuk senantiasa dirinya tetap menjadi manusia secara fisik dan rohani sekaligus untuk menjalin keintiman sang hamba dengan Sang Maha Pencipta, sehingga manusia meraih Taqwa dalam beriman dan ber Islam.

Editor: Lalu Suparman Ambakti

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Hikmah Pernikahan dalam Islam

Minggu, 28 Mei 2023 | 23:56 WIB

Simak! Kriteria Suami Soleh Menurut Islam

Sabtu, 27 Mei 2023 | 16:01 WIB

Macam Macam Berfikir dalam Islam

Sabtu, 27 Mei 2023 | 15:43 WIB

Menghormati dan Memuliakan Golongan Al Qur’an

Sabtu, 27 Mei 2023 | 15:41 WIB

Ini Dalil Keutamaan Membaca Sholawat

Sabtu, 27 Mei 2023 | 00:34 WIB

Pendapat Ulama Soal Lukisan atau Gambar

Sabtu, 27 Mei 2023 | 00:29 WIB

Kajian Tentang Agama Rahmatan Lil Alamin

Sabtu, 27 Mei 2023 | 00:07 WIB

Ikhlas dalam Perbutan dan Ucapan

Sabtu, 27 Mei 2023 | 00:05 WIB

Bagaimana Hukum dan Syarat Taubat?

Sabtu, 27 Mei 2023 | 00:04 WIB

Tiga Syarat Taubat Nashuha

Sabtu, 27 Mei 2023 | 00:02 WIB

Sunah Sunah Salat Jumat yang Sangat Dianjurkan

Jumat, 26 Mei 2023 | 10:47 WIB

Syarat Sah Salat Jumat yang Wajib Anda Ketahui

Jumat, 26 Mei 2023 | 10:29 WIB

Begini Tata Cara Bersiwak yang Benar

Jumat, 26 Mei 2023 | 07:40 WIB

Hukum Bersiwak dengan Jari Tangan

Jumat, 26 Mei 2023 | 07:37 WIB

Ini Alat Beriwak Paling Utama dan Dimakruhkan

Jumat, 26 Mei 2023 | 07:32 WIB

Wajib Diketahui! Ini Alat Bersiwak

Jumat, 26 Mei 2023 | 07:24 WIB
X